简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Finfluencer atau yang dikenal juga dengan finance influencer atau influencer keuangan, adalah individu yang menggunakan platform media sosial untuk berbagi informasi, wawasan, dan saran terkait keuangan pribadi, investasi, dan topik keuangan lainnya. Tidak jauh berbeda dengan kasus Crazy Rich bodong yang menggunakan broker Binomo dan QUOTEX, Finfluencer satu ini dihajar regulator karena melakukan usahanya tanpa izin
Finfluencer atau yang dikenal juga dengan finance influencer atau influencer keuangan, adalah individu yang menggunakan platform media sosial untuk berbagi informasi, wawasan, dan saran terkait keuangan pribadi, investasi, dan topik keuangan lainnya.
Para influencer ini memanfaatkan kehadiran online mereka untuk terhubung dan mendidik audiens mereka tentang berbagai aspek keuangan, termasuk penganggaran, tabungan, investasi, dan pengelolaan kekayaan.
Meskipun finfluencer atau influencer keuangan ini dapat memberikan informasi dan perspektif yang berharga, ada risiko tertentu yang terkait jika hanya mengandalkan nasihat mereka semata, seperti:
1. Kualifikasi Yang Dipertanyakan: Tidak semua finfluencer memiliki kualifikasi formal atau latar belakang profesional di bidang keuangan. Selalu utamakan untuk menilai keahlian dan kualifikasi finfluencer sebelum menerima saran mereka.
2. Konflik Kepentingan: Beberapa finfluencer biasanya akan memiliki kemitraan, sponsorship, atau hubungan afiliasi dengan produk atau layanan keuangan. Hal ini dapat menimbulkan potensi konflik kepentingan, karena kemungkinan besar finfluencer akan dimotivasi oleh komisi atau insentif finansial lainnya.
3. Toleransi Risiko dan Tujuan Keuangan: Nasihat keuangan tidak berlaku untuk semua orang, dan setiap individu memiliki toleransi risiko dan tujuan keuangan yang berbeda. Apa yang berhasil untuk satu orang bisa jadi tidak cocok untuk orang lain.
4. Volatilitas Pasar dan Ketepatan Waktu: Pasar keuangan pada dasarnya sulit diprediksi dan pemilihan waktu sangatlah penting. Influencer yang memberikan prediksi pasar atau rekomendasi investasi bisa jadi tidak memprediksi pergerakan pasar secara akurat, sehingga menyebabkan follower mereka mengalami kerugian.
5. Masalah Regulasi: Influencer tunduk pada berbagai peraturan, dan nasihat keuangan mungkin memerlukan kepatuhan terhadap undang-undang tertentu. Beberapa influencer mungkin tidak sepenuhnya memahami atau mematuhi peraturan ini, sehingga membahayakan diri mereka sendiri dan follower mereka.
Finfluencer atau influencer keuangan biasanya berbagi pengalaman, opini, dan tips mereka melalui konten seperti postingan blog, video, podcast, atau pembaruan media sosial. Finfluencer ini biasanya mendiskusikan strategi investasi, menganalisis tren pasar, memberikan edukasi keuangan, dan menawarkan rekomendasi broker forex atau produk atau layanan keuangan dengan tujuan edukasi.
Melakukan diversifikasi sumber informasi dan pemahaman lanskap keuangan dengan lebih luas adalah kunci dalam membuat keputusan keuangan yang tepat.
Pada hari Kamis, tanggal 29 Februari 2023 kemarin, regulator asal Australia yakni ASIC mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh perintah untuk melakukan pailit terhadap “finfluencer” media sosial Tyson Scholz yang menggunakan nama 'ASX Wolf'. Perintah tersebut diberikan karena Tyson Scholz gagal membayar regulator uang sebesar AU$456,296.64 yang diperintahkan oleh pengadilan.
“ASIC meminta perintah penyitaan setelah Tyson Scholz gagal membayar biaya yang diperintahkan oleh Pengadilan Federal Australia terkait dengan proses yang diajukan oleh ASIC pada bulan Desember 2021,” berdasarkan pengumuman resmi dari ASIC.
Scholz merupakan finfluencer yang memberikan kursus perdagangan dan seminar tentang ekuitas yang terdaftar di ASX. Selain itu, dia menawarkan untuk membagikan rekomendasi pembelian di forum online pribadi dan Instagram tempat dia memiliki lebih dari 20.000 follower.
Dia secara teratur memposting foto mobil mewah dengan plat nomor 'ASX Bull' dan foto perahu mewah. Dia menggunakan postingan ini sebagai umpan untuk kursus dan seminar tradingnya.
Pada awalnya, ASIC mengambil tindakan terhadap Scholz pada tahun 2022 karena “menjalankan bisnis jasa keuangan” tanpa izin jasa keuangan Australia antara bulan Maret 2020 dan November 2021. Hal ini dipandang di seluruh industri sebagai tindakan keras terhadap ‘finfluencer’ yang tidak memiliki izin untuk beroperasi.
Tindakan regulasi ini dilakukan setelah ASIC mengancam 'finfluencer' yang tidak memiliki izin dengan kemungkinan hukuman penjara dan denda hingga AU$1 juta dan memperingatkan perusahaan-perusahaan Australia lain agar tidak berhubungan dengan finfluencer yang tidak memiliki izin tersebut.
Kisah “Finfluencer” yang berhasil menipu dan mengeruk uang para korbannya tentu masih diingat oleh para trader dan investor hingga masyarakat Indonesia. Hal tersebut lantaran viralnya kasus tersebut karena menyebabkan kerugian luar biasa bagi para korban dan si pelaku yang hampir lolos dari jerat hukum yang berlaku.
Anda pasti masih ingat dengan kasus Crazy Rich bodong yakni Indra Kenz dan Doni Salmanan. Pada kasus tersebut terdapat dua kesamaan yang mendasar. Kedua orang tersebut dianggap sebagai tokoh hingga “finfluencer” yang sukses karena kesamaan mereka yang sering melakukan flexing atau pamer barang-barang hingga kendaraan mewah.
Tidak hanya itu, kedua Finfluencer bodong ini juga diketahui sering melakukan live melalui kanal sosial media milik mereka untuk memberikan edukasi tentang trading hingga melakukan trading bareng (trabar).
Berbekal modus dan skema tersebut, kedua Finfluencer bodong ini berhasil menipu dan mengeruk uang dari para pengikutnya dengan angka fantastis yang mencapai miliaran rupiah dan mereka gunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadi. Indra Kenz kemudian diketahui menggunakan broker bodong binary option untuk ia pasarkan yakni Binomo dan Doni Salmanan menggunakan broker bodong QUOTEX.
Memilih broker yang tepat adalah keputusan penting yang secara signifikan memengaruhi pengalaman trading dan kesuksesan Anda secara keseluruhan. Salah satu faktor kunci yang tidak boleh diabaikan adalah status regulasi broker.
Berikut adalah beberapa broker global dan teregulasi yang dapat Anda jadikan referensi untuk melakukan trading forex:
1. FBS
2. XM
3. Exness
Melakukan trading dengan broker teregulasi adalah langkah mendasar dalam meminimalkan risiko dan memastikan pengalaman perdagangan yang aman. Broker seperti FBS, XM dan Exness diatur oleh otoritas terkemuka, menunjukkan komitmen mereka terhadap transparansi keuangan, perlindungan klien, dan keunggulan operasional.
Selalu lakukan penelitian menyeluruh tentang status regulasi broker dengan menggunakan WikiFX sebelum mempercayakan upaya finansial Anda kepada broker apapun.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Salah satu perusahaan dalam Marex Group Plc, XFA, broker forex yang berkantor pusat di Chicago dan eksekutifnya Timothy Hendricks dikenakan penalti NFA karena pelanggaran BERAT. Hendricks menghadapi skorsing 90 hari dari peran pengawasan dan turut menanggung kewajiban denda.
Modus penipuan broker forex merujuk pada berbagai teknik yang digunakan oleh beberapa broker yang tidak sah atau tidak bertanggung jawab untuk menipu trader atau investor dalam pasar forex. Modus penipuan berikut adalah modus-modus yang muncul dan ramai diberitakan di tahun 2024. Apa saja modusnya dan siapa brokernya? Semuanya bisa Anda baca di artikel berikut
Penipuan trading pada platform online kerapkali mengincar korban yang awam atau minim pengetahuan mengenai dunia perdagangan instrumen keuangan. Terungkap ulah peniru broker Exness terbaru ! Seorang WNI baru saja menghubungi CS WikiFX untuk berkonsultasi tentang persyaratan membayar biaya pajak pada proses WD di platform scam tersebut.
Kemarin, 20-November-2024, salah satu merek broker Doo Group, Doo Financial, mengumumkan ekspansinya dengan mengakuisisi PT Prima Tangguharta Futures yang dikenal sebagai salah satu perusahaan pialang berjangka di Indonesia.
FP Markets
ATFX
Tickmill
IC Markets Global
OANDA
Pepperstone
FP Markets
ATFX
Tickmill
IC Markets Global
OANDA
Pepperstone
FP Markets
ATFX
Tickmill
IC Markets Global
OANDA
Pepperstone
FP Markets
ATFX
Tickmill
IC Markets Global
OANDA
Pepperstone