简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Broker forex stop operasi adalah broker yang menghentikan operasional atau layanan tradingnya, baik secara sementara atau permanen. Kali ini giliran broker Saxo yang menutup sejumlah cabangnya di beberapa negara. Apa penyebab utama dibalik peristiwa ini? Selengkapnya silakan baca disini.
Broker forex stop operasi adalah broker yang menghentikan operasional atau layanan tradingnya, baik secara sementara atau permanen. Penghentian operasi ini bisa terjadi di seluruh negara atau hanya di wilayah tertentu. Ada berbagai alasan mengapa sebuah broker forex bisa menghentikan operasinya, termasuk masalah regulasi, perubahan kebijakan internal, kesulitan keuangan, atau tuntutan hukum.
Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa broker forex menghentikan operasinya:
1. Masalah Regulasi
Regulator keuangan di suatu negara, seperti BAPPEBTI di Indonesia atau FCA di Inggris, mungkin memperketat aturan atau menarik lisensi broker karena tidak mematuhi peraturan. Hal ini bisa membuat broker harus menghentikan operasi di negara tersebut atau bahkan di seluruh dunia.
2. Penurunan Profitabilitas
Pasar forex bisa sangat kompetitif, dan broker yang tidak dapat menjaga profitabilitasnya mungkin memutuskan untuk menghentikan operasi karena biaya operasional yang tidak seimbang dengan pendapatan.
3. Tuntutan Hukum
Beberapa broker menghadapi masalah hukum seperti dugaan penipuan, manipulasi pasar, atau aktivitas ilegal lainnya. Jika terbukti bersalah, broker tersebut bisa dipaksa untuk menutup bisnisnya.
4. Penggabungan atau Akuisisi
Broker forex yang diakuisisi oleh perusahaan lain mungkin menghentikan operasi secara independen dan digabungkan dengan entitas yang lebih besar.
5. Perubahan Strategi Bisnis
Beberapa broker mungkin memutuskan untuk mengubah fokus bisnis mereka, misalnya dari forex ke instrumen lain seperti saham atau komoditas, sehingga mereka menutup layanan forex mereka.
Jika broker forex menghentikan operasinya, para trader seringkali diberikan waktu untuk menarik dana mereka. Namun, dalam kasus tertentu, terutama jika broker tersebut memiliki masalah keuangan atau legal, proses ini bisa tertunda atau bahkan bermasalah. Trader harus selalu memeriksa status regulasi broker mereka untuk memastikan keamanan dana dan operasi jangka panjang broker tersebut.
Saxo, sebuah platform perdagangan yang berbasis di Denmark, baru-baru ini melakukan penutupan kantornya di Hong Kong. Mereka menyebutkan perubahan lingkungan bisnis sebagai alasan penutupan.
Dalam pernyataan yang dirilis hari Senin ini tanggal 30 September 2024, Saxo menggambarkan keputusan tersebut sebagai “keputusan sulit namun perlu dilakukan.” Perusahaan menegaskan bahwa mereka telah berhenti menerima klien baru dan fokus utamanya sekarang adalah mengelola “proses pelepasan yang lancar” untuk klien dan mitra yang terkena dampak.
Keputusan untuk keluar dari Hong Kong mengikuti perubahan yang lebih luas dalam lanskap geopolitik kota tersebut. Peningkatan kendali Beijing atas pusat keuangan ini telah berdampak pada lingkungan bisnisnya. Meskipun saham-saham Tiongkok baru-baru ini pulih karena paket stimulus, kepercayaan investor masih terpecah mengenai keberlanjutan pemulihan ini.
Saxo Bank juga mengumumkan penutupan kantornya di Shanghai tetapi menekankan bahwa pihaknya akan terus beroperasi di kawasan Asia-Pasifik dari basisnya di Singapura. Perusahaan ini telah hadir di Hong Kong sejak 2011, menawarkan layanan perdagangan dan investasi multi-aset.
Sementara itu, Chase telah menutup tujuh cabang lokal dalam seminggu terakhir, sehingga pelanggan harus menempuh jarak yang lebih jauh untuk mendapatkan layanan penting. Selain Chase, Wells Fargo dan Capitol juga telah menutup cabang. Selain itu, Fifth Third Bank, Bank First, dan Citizens Bank telah melaporkan penutupan cabang antara tanggal 8 dan 14 September.
Kantor Pengawas Keuangan Mata Uang telah mendokumentasikan penutupan ini, karena kantor tersebut mengawasi aktivitas cabang dan memberikan informasi terkini dalam buletin mingguan.
Menurut laporan tahunan tahun 2023, Saxo Bank melaporkan kerugian sebesar 29 juta kroner ($4,3 juta) atau setara Rp65 miliar dari operasinya di Hong Kong tahun lalu. Kantor tersebut mempekerjakan 18 staf tetap yang setara, berbeda dengan 99 karyawan di Singapura.
Pada bulan Juli, Saxo Bank mempekerjakan Goldman Sachs Group Inc. sebagai penasihat keuangan untuk menjajaki opsi strategis. Perusahaan ini dimiliki oleh Zhejiang Geely Holding Group, yang memegang hampir 50% saham, bersama pendirinya Kim Fournais dengan 28% saham dan perusahaan Finlandia Mandatum Oyj.
Tahun 2024 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri forex global. Banyak broker forex terpaksa menutup operasi di sejumlah negara akibat berbagai faktor, mulai dari regulasi yang semakin ketat hingga kondisi ekonomi yang tidak stabil. Fenomena ini mencerminkan perubahan besar dalam lanskap trading forex, yang berdampak langsung pada para trader di seluruh dunia.
1. Tekanan Regulasi yang Meningkat
Salah satu penyebab utama banyaknya broker yang menutup cabangnya adalah regulasi yang semakin ketat di berbagai negara. Otoritas keuangan, seperti FCA di Inggris, ASIC di Australia, dan ESMA di Eropa, telah memperkenalkan aturan-aturan baru yang membatasi leverage, memperketat verifikasi identitas, dan meningkatkan pengawasan terhadap broker. Akibatnya, banyak broker yang merasa kesulitan memenuhi standar baru tersebut dan memutuskan untuk berhenti beroperasi di pasar tertentu.
2. Penurunan Permintaan dan Profitabilitas
Seiring dengan ketidakpastian ekonomi global dan volatilitas pasar yang meningkat, beberapa broker mengalami penurunan profitabilitas. Hal ini menyebabkan biaya operasional mereka meningkat, sementara pendapatan dari trader semakin menurun. Banyak broker yang terpaksa melakukan restrukturisasi atau bahkan menutup operasional di cabang-cabang yang kurang menguntungkan.
3. Kasus Hukum dan Penipuan
Tahun 2024 juga ditandai dengan meningkatnya jumlah kasus hukum dan penipuan yang melibatkan beberapa broker forex besar. Beberapa broker menghadapi tuduhan manipulasi pasar atau aktivitas ilegal lainnya, yang menyebabkan penghentian operasional mereka. Situasi ini memperburuk kepercayaan trader terhadap industri forex, terutama di pasar-pasar yang kurang memiliki regulasi ketat.
4. Dampak bagi Trader
Bagi para trader, fenomena ini menimbulkan tantangan tersendiri. Penutupan cabang broker dapat mengakibatkan kesulitan dalam menarik dana atau menghentikan trading secara tiba-tiba. Trader harus lebih waspada dan memilih broker yang memiliki reputasi baik serta regulasi yang jelas untuk menghindari risiko kerugian.
Dengan banyaknya broker yang menghentikan operasinya, tahun 2024 menjadi pengingat penting bagi trader untuk selalu melakukan riset mendalam sebelum memilih broker, serta mengikuti perkembangan regulasi di pasar forex global.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.
Di tengah kemajuan pesat dan perkembangan lanskap dalam teknologi keuangan, regulasi keuangan dan jaminan keamanan keuangan, WikiGlobal berdiri di garis depan, memantau dengan cermat tren transformatif ini. Saat kami memulai rangkaian wawancara eksklusif yang berfokus pada bidang-bidang penting ini, kami sangat senang dapat melakukan percakapan mendalam dengan Bapak Naushad Khadun.
Perusahaan prop FXIFY meluncurkan beberapa pembaruan platform akhir pekan ini, termasuk peluncuran program Pendanaan Instan dan FXIFY Futures. Platform baru ini telah menarik minat yang besar sebelum peluncuran, dengan lebih dari 100.000 trader yang telah terdaftar dalam daftar tunggu untuk beta terbuka yang akan datang.
Regulator Hong Kong, SFC menerbitkan pemberitahuan pembatasan kepada 4 broker forex (Termasuk Interactive Brokers Hong Kong Limited & Soochow Securities) untuk membekukan akun klien yang terkait dengan dugaan peretasan akun dan manipulasi pasar.
Jumat, 22-November-2024, Pusat Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan (IASC) resmi beroperasi ! Pada forum Indonesia Anti-Scam Centre, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berkolaborasi bersama Satgas PASTI (Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal) dengan dukungan dari asosiasi industri jasa keuangan.